Postingan

Lonely; merasa kecil dengan posisi paling belakang

Lingkaran kusut batin, pertemanan, hingga perjalanan akademik sangat menguras energi. Saat ini, hari Kamis dengan langit cerah dan lembutnya cahaya ditemani lantunan bertajuk Lonely karya RM BTS. Merasa rendah diri sepertinya masuk hal manusiawi atau sudah dinormalisasi? Kehilangan teman memang sudah sudah biasa, tapi kalau punya teman yang selalu membuatmu kesal juga tidak enak. Berulang kali dan tetap memaksa ceria karena sungkan. Ada juga teman satunya yang selalu terlambat dan juga membuat kesal. Namun, dia selalu juara. Kadang iri karena meskipun dia membuat salah tetapi dunia tetap mendukungnya. Kalau saja hal itu terbalik denganku pasti beda hasilnya. Apa harus menyerah? Tentu tidak, tapi jadikan itu semangat. Tentang merasa kecil. Sudah kecil, terbelakang pula. Pernah? Tentu saja pernah. Saya. Berjalannya semester yang dirasa tetap dalam lingkaran itu-itu saja. Penyesalan juga sudah menuju ambang batas dan tidak yakin bagaimana kehidupan besoknya. Takut. Saat liburan semester, ...

Bermain-main dengan Sambal dan Ranjang?

Apa jadinya sambal ketika dimakan di tengah ranjang? Buku ini merupakan kumpulan cerpen dengan enam belas cerita pendek karya Tenty Purwanti. Salah satu cerpen memiliki tajuk yang menarik tajuk buku yaitu Sambal di Ranjang. Sepasang suami istri yang memiliki kebiasaan seru dalam dunia mereka. Sang suami yang memiliki kebiasaan untuk makan sambal cobek sebelum tidur di atas ranjang. Sebagai istri, tentunya memiliki kewajiban untuk memenuhi permintaan suaminya. Dalam kisah ini, dominasi pihak suami sangat kentara. Perhelatan pendapat keduanya membawa pembaca memasuki sudut pikiran suami istri dalam memecahkan masalah. Sebelum lanjut, perlu diketahui bahwa satu dua cerita pendek dalam buku ini mengandung adegan animal abuse, suicide, dan abuse behavior. Kumpulan cerita pendek dalam buku ini bukanlah cerita bersambung atau memiliki kaitan antar satu tajuk dengan tajuk lainnya. Semua cerita berdiri sendiri dengan karakter perempuan yang mendominasi semua cerita. Tentunya, tidak hanya seput...

Bertemu Totto-chan dalam novel The Little Girl at the Window

Gambar
Tetsuki Kuroyanagi atau kerap dipanggil dengan nama Totto-chan merupakan dari penulis novel ini. Seorang gadis cilik yang harus dikeluarkan dari sekolahnya di usia 7 tahun karena para guru di sekolah menganggap Totto-chan nakal. Padahal gadis cilik periang itu hanya karena didorong akan rasa keingintahuan yang besar tentang sesuatu dan hal tersebut dipandang aneh oleh mereka jika dibandingkan dengan teman-temanya. Mama Totto-chan pun tak bisa berbuat apa-apa selain menyekolahkan anaknya ke sekolah lain. Dimana sekolah tersebut bisa memahami dan mengajari putrinya menyesuaikan diri dengan orang lain. Setelah melakukan pencarian tentang sekolah Tomoe Gakuen akhirnya sang mama menemukan sekolah yang pantas untuk putrinya dan ia pun mendaftarkan Totto-chan ke Tomoe Gakuen. Alasan mengapa mama Totto-chan memilih Tomoe Gakuen adalah sistem pendidikan di Tomoe Gakuen sangat berbeda dengan sekolah konvensional lainnya. Di sana, murid-murid boleh mengubah urutan pelajaran sesuai dengan minat m...

Resensi cerpen Maihime (Sang Penari) karya Mori Ogai

Pengaruh barat terhadap prosa modern tentunya tidak dapat ditampik kehadirannya. Seringkali kita dijumpai oleh unsur barat dalam karya sastra modern Indonesia. Perkembangan zaman tentunya membuat pemikiran manusia juga ikut terpengaruh. Pola cerita, latar, tema, hingga plot juga semakin beragam. Tidak satu dua kali unsur barat juga dimasukkan dalam karya sastra. Tidak hanya dalam prosa modern Indonesia, dalam prosa modern Jepang juga mengandung pengaruh dari barat. Cerpen Maihime (Sang Penari) karya Mori Ogai menjadi salah satunya dan akan dibahas dalam tulisan kali ini.         Cerita pendek ini menceritakan tentang Ota Toyotaro, seorang pemuda lulusan Universita ternama di Jepang yang mendapat kesempatan untuk belajar di Jerman seperti apa yang diimpikannya. Dengan dalih tugas untuk mengenyam pendidikan ia hanya menyibukkan diri dengan belajar dan belajar tanpa ada waktu untuk meluangkan waktu untuk diri sendiri. Sampai ada berita buruk yang menimpanya bahwa ia din...

Bentuk Bandingan dalam Cerpen Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari dan Gadis Buruk Rupa dalam Cermin

Pembacaan dalam karya sastra seringkali menimbulkan perspektif baru dalam diri pembaca. Membaca karya sastra tidak hanya digunakan menentukan akhir atau isi dari karya tersebut melainkan menjadi tonggak pembaca melatih kepekaan terhadap fenomena sastra yang dihadirkan. Tidak jarang, fenomena sastra yang dihadirkan kerap kali dirasa tidak asing dengan karya sastra lainnya sehingga menimbulkan polemik tertentu bagi pembaca. Jika melihat dari teori intertekstual yang memandang bahwa tidak ada sebuah teks yang sungguh-sungguh mandiri. Hal tersebut dapat dijumpai pada pembacaan cerpen Perempuan Buta Tanpa Ibu Jari karya Intan Paramaditha dan Gadis Buruk Rupa dalam Cermin karya Guntur Alam. Dalam pembacaan kedua cerpen tersebut, terdapat beberapa kemiripan yang dihadirkan seperti aspek feminis, bentuk dekonstruksi, dan mengangkat latar cerita dari legenda dongeng. Secara tersirat hal tersebut dapat menjadi subjek dalam sastra bandingan.          Dalam perspektif ...